UJIAN IMAN
YAKOBUS 1:3
“Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan”
Di masa pandemi ini, banyak dari kita yang bekerja dari ruma, belajar dari rumah bahkan beri- badah dari rumah. Semuanya mendadak serba online ataudaring. Mata terasa capek karena sering melihat ke arah layar komputer Manusiawi jika pada akhirnya kita harus membuat prioritas, mana yang perlu dan tidak perlu untuk membuat sambungan online. Yang perlu kita sadari adalah, jangan sampai kita melalaikan ibadah kita, membangun hubungan dengan Tuhan dan sesama orang percaya.
PELAYANAN
Memang benar bahwa pekerja- an maupun pendidikan kita pun merupakan bagian dari pelaya- nan kita kepada Tuhan. Tuhan sendirilah yang harus dipermuliakan di dalam semuanya itu. Tetapi yang perlu kita ingat hari ini bukanlah agar kita meninggalkan pekerjaan atau pendidikan kita. Yang perlu kita ingat hari ini adalah agar kita serius mengutamakan hubu- ngan dengan Tuhan, dan meng- ambil bagian di dalam pelayanan gereja. Pada tahun 538 SM, sekitar lima puluh ribu orang Yahudi diperbolehkan kembali ke negeri asal mereka dari pembuangan ke Babel, untuk membangun kembali Bait Suci dan memulihkan bangsa nya. Mereka mulai meletakkan dasar pembangunan Bait Suci pada tahun 536 SM.
Namun karena banyaknya kesulitan dan ancaman yang diha- dapi, mereka menganggap saat- nya tidak tepat untuk membangun rumah Allah. Hingga hampir seki- tar 20 tahun setelahnya, mereka masih menunda, dan belum mau membangun kembali Bait Suci. Alih-alih membangun Bait Suci, Orang Yahudi malah lebih sibuk dengan kepentingan sendiri, membangun rumahnya sendiri. Rumah mereka dipapani dengan kayu aras sementara Bait Suci dibiarkan menjadi reruntuhan.
Nabi Hagai pun diutus oleh Tuhan untuk menegur orang Yahudi. “Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikan- lah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!” (Hagai 1:5-6) Hal itu menyadarkan pemimpin bangsa dan umat, sehingga mereka pun membangun kembali Bait Suci.
Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah ini?
PERTAMA, JANGAN HANYA SIBUK DENGAN URUSAN KITA SENDIRI, DAN MULAI AMBIL BAGIAN DALAM PELAYANAN.
“Loving God, Loving The House of God, Loving the work of God” (Mencintai Tuhan berarti mencintai rumah Tuhan dan mencintai pekerjaan bagi Tuhan). Membangun kembali Bait Suci bukan sekadar membangun suatu bangunan fisik semata. Lebih daripada itu, membangun Bait Suci dalam kisah di atas bisa diarti- kan mengutamakan Tuhan lebih dari kepentingan diri sendiri.
KEDUA, KITA HARUS MELAYANI DENGAN SEPENUH HATI.
Pada zaman kuno, cincin meterai digunakan sebagai pengenal identitas seseorang. Lalu, darimana seorang dikatakan Kris ten sejati? Dari ketaatannya kepada firman Tuhan, dan melakukan segalanya dengan maksimal serta istimewa (spirit of excellence). Sebagai anak- anak Allah, kita menandai kehadiran kita di dunia ini dengan mengabar- kan Injil, membagikan berkat-Nya kepada sesama, dan meringankan beban orang lain. Sesuai teguran yang disampaikan Tuhan lewat Hagai, mengurusi kepentingan sendiri tidak akan pernah selesai. Memenuhi kebutuhan fisik dan material saja tidak akan pernah mendatangkan kepuasan. Sebab egoisme membuat kita tuli terhadap suara Tuhan dan buta terhadap teguran-Nya. Seba- liknya, ketika kita mengutamakan Kerajaan Allah dan kebenarannya, “maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat.6:33). tidak selalu berbicara materi melainkan kita akan merasakan kehadiran Allah dalam segala keadaan hidup kita. Tuhan Yesus Memberkati
Ujian Iman |