SETIAP NAFAS
Baca: Yehezkiel 37:1-3, 7-10, 14
Aku akan . . . memberikan kamu nafas hidup, supaya
kamu hidup kembali. –Yehezkiel 37:6
Ketika Tee Unn
terserang penyakit autoimun langka yang melemahkan seluruh otot tubuhnya dan
nyaris merenggut nyawanya, ia menyadari bahwa masih bisa bernapas adalah
anugerah. Selama lebih dari seminggu, sebuah mesin harus memompa udara ke dalam
paru-parunya beberapa detik sekali, dan itulah bagian menyakitkan dari
perawatan yang harus dijalaninya.
Tee Unn berhasil
pulih secara ajaib, dan hari ini ia mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak
mengeluh saat menghadapi berbagai tantangan dalam hidup. “Saya hanya akan
menarik napas dalam-dalam” katanya, “dan bersyukur kepada Tuhan bahwa saya
masih bisa bernapas.”
Betapa mudahnya
fokus kita tertuju kepada hal-hal yang kita butuhkan atau inginkan, sampai
terkadang kita lupa bahwa hal-hal paling sederhana bisa menjadi
mukjizat-mukjizat yang terbesar dalam hidup. Dalam penglihatan Yehezkiel (Yeh. 37:1-14), Allah
menunjukkan kepadanya bahwa hanya Dialah yang sanggup memberikan hidup bagi
tulang-tulang yang kering. Bahkan setelah urat, daging, dan kulit telah tampak,
“mereka belum bernafas” (ay.8). Baru setelah
Allah memberi napas, mereka dapat hidup kembali (ay.10).
Penglihatan ini
menggambarkan janji Allah untuk memulihkan umat Israel dari kehancuran. Hal ini
juga mengingatkan saya bahwa apa pun yang saya miliki, besar atau kecil,
tidaklah berarti kecuali Allah memberi saya napas kehidupan.
Bagaimana jika
kita mengucap syukur kepada Allah untuk berkat-berkat sederhana dalam hidup
yang kita miliki saat ini? Di tengah pergumulan kita sehari-hari, marilah
sesekali berhenti untuk menarik napas dalam-dalam, dan “biarlah segala yang
bernafas memuji Tuhan” (Mzm. 150:6). –Leslie Koh
Apakah yang hendak Anda syukuri kepada Allah saat ini? Bagaimana cara Anda
mengingatkan diri sendiri untuk lebih sering bersyukur kepada-Nya hari ini?
Terima kasih, ya Allah, untuk setiap napas
kehidupan yang Engkau berikan kepadaku. Terima kasih untuk hal-hal paling
sederhana dan juga mukjizat-mukjizat yang terbesar dalam hidupku.
Wawasan:
Dalam catatan Yehezkiel tentang penglihatan tulang-tulang kering (Yehezkiel 37:1-14), dua perkataan yang diulang-ulang menggambarkan peristiwa yang terjadi dengan terang benderang: tulang-tulang dan napas. Perkataan-perkataan itu menegaskan perbedaan tajam antara apa yang Yehezkiel lihat dan apa yang Allah lakukan. Sepuluh kali istilah tulang-tulang disebut dalam bagian ini. Pengulangan itu menciptakan gambaran yang jelas tentang kematian, tetapi bukan dari mereka yang belum lama meninggal. Yang ditunjukkan kepada Yehezkiel oleh Roh Allah adalah kematian yang sudah lama terjadi—karena itu tidak ada lagi kulit, otot, atau urat; tulang-tulang yang sangat kering bertaburan di lembah itu, tidak lagi saling tersambung.
Tulang-tulang kering itu dikontraskan dengan janji dan kuasa dari napas Allah.
Hanya itu yang sanggup menghapus kematian. Meski “tulang-tulang itu bertemu
satu sama lain” (ay.7) dan kembali tertutup oleh urat dan daging, tulang-tulang
itu belum hidup. Setelah napas Allah memasuki mereka, barulah mereka kembali
menjadi tentara yang hidup. –J.R. Hudberg
Setiap Nafas |